fbpx

PERBANDINGAN KEADEMAN SPREI BERBAHAN MICROTEX, LYOCELL DAN KATUN

Mencari sprei atau bedcover yg adem / sejuk (tidak panas)? Keademan (coolness) produk bedding merupakan indikator utama ketika memilih bahan sprei/bedcover.  Dalam dunia tekstil, ada banyak sekali bahan yang bisa kita pilih. Akan tetapi masing-masing bahan tersebut memiliki karakteristiknya. Termasuk dengan ketiga bahan yang sering digunakan ini. Ya, bahan berbasis kain ini sering kali membuat para penggunanya bingung. 

Pentingnya Memilih Sprei yang adem

Seperti kita tahu, rasa adem adalah sebuah ukuran yang subjektif. Artinya tidak ada satu ukuran yang definitif terkait keademan. Beberapa ukuran yang biasa dipakai adalah moisture absorption, moisture management, air permeability, dll. Satu ukuran utama yang sangat menentukan adalah moisture absorption dari kain (tingkat penyerapan keringat). Simak grafik di bawah ini yang disarikan dari beberapa sumber:

Nilai moisture absorption/retention ability itu didapat dengan pengujian laboratorium berdasarkan serat benang saja (bukan kain). Hal ini menyebabkan nilainya hanyalah teoretis dan bukan berdasarkan pengalaman nyata yang akan kita dapatkan pada saat serat/benang sudah dijalin menjadi kain dan digunakan secara nyata sebagai sprei/bedcover.

Menurut kami, ada nilai ideal moisture absorption/retention ability yang cocok untuk iklim tropis, yaitu di sekitar 50%. 

Apabila nilainya terlalu rendah (seperti polyester/microtex), maka kain tidak menyerap keringat sama sekali dan akhirnya akan terasa lengket dan panas. Apabila nilainya terlalu tinggi (seperti viscose/cvc) maka kain akan terlalu menyerap keringat sehingga semakin malam, sprei akan terasa ‘basah’/’berat’ yang justru tidak akan menghasilkan sensasi adem.

Perbandingan subjektif keademan masing-masing kain adalah sbb:

Microtex/Microfiber/Polyester

Microtex merupakan bahan kain sprei yang yang terbuat dari serat polyester jenis baru. Ukuran benang polyester yang sangat kecil ini membuat anyaman kain polyester akan menjadi sangat rapat meskipun terasa sangat lembut. Satu hal yang membuatnya tidak nyaman adalah ketika dipakai sangat panas dan tidak sejuk karena nilai moisture absorption yang sangat rendah (sama sekali tidak menyerap keringat)

Ternyata, selain panas kain bahan polyester ini juga cenderung terasa lengket. Salah satu kelemahan bahan ini adalah bisa menggumpal ketika semakin lama Anda gunakan. Bahan ini terbuat rapat sehingga udara tidak bisa keluar masuk. Oleh sebab itu kami menyimpulkan bahwa sprei berbahan microtex akan terasa kurang nyaman dipakai untuk tidur dikarenakan tidak memiliki daya serap yang tinggi sehingga tidak terasa adem saat digunakan (panas). 

Kesimpulan: Tidak direkomendasikan sama sekali

Wool

Dilihat dari nilai moisture absorption/retention ability, maka wool cenderung mencapai tingkat ideal, yaitu di sekitar 40-45%. Namun, mengingat tekstur dan ukuran seratnya, maka tidak cocok untuk digunakan sebagai produk sprei/bedcover. Selain itu, karakteristik unik dari wool yaitu memerangkap hangat membuatnya semakin tidak cocok digunakan sebagai sprei/bedcover.

Kesimpulan: Tidak dapat dipakai sebagai sprei/bedcover

Katun

Banyak orang yang sudah familiar dengan bahan yang satu ini karena cocok untuk dipakai di iklim tropis seperti Indonesia. Katun memang sangat terkenal dengan memberikan rasa nyaman dan adem yang menjadi pilihan sebagai bahan kain sprei sejak jaman dahulu.  Sprei dengan bahan katun memberikan rasa adem saat digunakan baik diruangan yang dingin maupun yang panas. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan katun menggunakan serat kapas yang pastinya lembut yang dapat menyerap keringat. Tingkat penyerapan keringat katun dapat disebut ideal, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. 

Selain nilai moisture absorption, juga sangat penting memperhatikan struktur kain katunnya yang direpresentasikan dengan ukuran benang dan thread count nya. Kedua indikator tersebut sangat berperan penting dalam memberikan rasa adem saat digunakan. Jika semakin rapat kainnya alias thread count semakin tinggi maka benar menjadi lebih kecil. Ini berguna untuk mengkonpensasikan berat kain agar bisa ideal.

Untuk bahan bedding yang akan digunakan sehari-hari di iklim tropis, sangat disarankan untuk menggunakan bahan yang memiliki thread count sebesar 200. Alasannya adalah katun jenis ini memiliki harga yang pas, dari segi kesejukan juga lebih nyaman dibadan karena udara leluasa keluar masuk (breathability tinggi). Kelembutannya juga nyaman dipakai sehari-hari.

Kesimpulan: Paling cocok untuk iklim tropis. ★★★★★

Lyocell

Lyocell adalah bahan baru yang tidak kalah dengan katun dalam tingkat kesejukannya. Namun karena tingkat moisture absorption yang lebih tinggi dibandingkan katun (70% vs 50%), maka ada cukup banyak orang yang merasa kesejukan lyocell hanya terasa lebih baik di awal-awal tidur saja, bahkan cenderung terasa lepek terutama di pagi hari. Sementara katun memberikan kesejukan yang lebih nyaman dan stabil dari sejak awal tidur sampai akhir tidur. 

Selain poin diatas, perawatan sprei dengan bahan lyocell perlu diperhatikan, idealnya pencucian sprei berbahan lyocell harus dengan mode dry clean dan karena hal ini membuat harga sprei dengan bahan lyocell sangat mahal. Mengapa perlu menggunakan cara demikian, karena jika kita memaksakan dengan cara pencucian yang biasa maka kain ini akan menjadi rapuh dan sobek setelah beberapa kali pencucian. Oleh karenanya, sebaiknya Anda jangan merencanakan untuk memilih kain ini sebagai bahan sprei sehari-hari dimana bisa saja jadi cepat rusak dan ringkih.

Kesimpulan: Kurang direkomendasikan karena mahal dan kesejukan tidak jauh berbeda dengan katun secara keseluruhan

Viscose/CVC

Sprei dengan bahan viscose/CVC sangat mudah ditemukan di pasaran. Dari sisi moisture absorption, maka viscose memiliki nilai yang terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan sprei akan terasa ‘berat’ atau ‘basah’ semakin lama dipakai. Hal ini menyebabkan sprei tidak nyaman dipakai untuk malam berikutnya. Selain itu, sprei CVC yang ada di pasaran di Indonesia juga memiliki struktur yang kurang lembut sehingga akan memberikan efek negatif terhadap kenyamanan pemakaian.

Kesimpulan: Kurang direkomendasikan karena kurang nyaman

Kesimpulan/Kata Penutup

Pada akhirnya, Anda sendiri yang dapat menentukan bahan apa yang paling nyaman dipakai oleh Anda sendiri. Namun, secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa bahan polyester memang halus akan tetapi ketika dipakai akan terasa panas. Sementara itu, untuk bahan lyocell sangat lembut dan adem tetapi dari segi kekuatan cukup ringkih, mahal dan perlu perawatan khusus. Untuk bahan katun terbukti lembut, sejuk, kuat dan adem dengan harga yang lebih terjangkau, tapi tetap harus memperhatikan jumlah thread count yang digunakan. Saran kami adalah gunakanlah sprei dengan 100% katun yang tidak dicampur bahan lainnya.

Bagikan Artikel Ini:

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Blog Lainnya:

Apakah Katun Organik Penting?

Tanaman kapas lebih tahan hama secara alami, tetapi lebih dari 80% produksinya memerlukan pestisida. Ada beberapa usaha yang perlu dilakukan.

Sprei Katun

Ekonomi Sirkular

Terbangun dari Tidur Karena Kegerahan? Mungkin Karena Pakai Sprei yang Panas! Apakah Anda salah satu pengguna sprei katun disperse? Ya, sprei katun disperse menjadi sprei