Apakah Katun Organik Penting Dibanding Katun Konvensional?

Salah satu tren yang sedang berkembang di kalangan masyarakat adalah gaya hidup yang berwawasan lingkungan dan sehat. Hal ini juga terlihat di Indonesia, di mana banyak orang memilih makanan organik yang lebih mudah dicerna oleh tubuh. Kendati demikian, apakah hal yang sama berlaku untuk industri tekstil, khususnya pakaian dan sprei?

Mitos dan Fakta Katun Organik

Organik adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan kualitas produk yang lebih tinggi, lebih sehat, dan lebih ramah lingkungan. Walaupun begitu, tidak selalu produk organik lebih baik dari produk non-organik. Terkadang terminologi organik hanya dipakai sebagai alat pemasaran untuk menarik konsumen yang tidak menyadari fakta-fakta sebenarnya.

Meskipun demikian, produk organik bisa saja mengandung pestisida, bahan kimia, atau bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Tak pelak lagi, dampak negatif terhadap ekonomi, sosial, dan budaya petani dan masyarakat lokal juga akan muncul dari adanya produk organik.

Pengertian Katun Organik

Katun organik adalah jenis katun yang ditanam dengan sesuai standar pertanian organik. Penanaman tersebut tidak menggunakan pestisida kimia, pupuk sintetis, atau benih yang dimodifikasi secara genetik (non GMO / non Bt Cotton). Proses ini memperhitungkan dampak lingkungan yang lebih rendah daripada katun konvensional. Secara menyeluruh, tantangan produktivitas dan ketersediaan sumber daya tetap menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan.

Produktivitas Katun Organik vs Konvensional

Dalam produksinya, katun organik membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, air, dan lahan untuk menghasilkan jumlah serat yang sama dengan katun konvensional. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan katun organik untuk memanfaatkan keunggulan Bt Cotton, yang telah disisipkan gen bakteri untuk menangkal hama. Lebih jauh, katun organik harus dikelola dan irigasi dengan baik agar kualitas katun organik tetap terjaga.

Your organic cotton might be worse for the environment than regular cotton

Marc Bain – QZ.com

Studi tentang Katun Organik dan Kecurangan dalam Industri Katun

Studi-studi kritis seperti yang ditulis oleh Veronica Bates Kassatly, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang realitas produksi katun organik. Dengan menyoroti isu seperti efek negatif pupuk kandang dan keterbatasan dalam sistem produksi, kita dapat melihat bahwa katun organik tidak selalu menjadi pilihan yang paling berkelanjutan. Berikut adalah poin penting yang dipublikasikan di Apparel Insider tahun 2019:

Di Australia, pemimpin di dunia dalam hal agrikultur organik, katun organik tidak dilakukan. Alasannya adalah karena katun organik membutuhkan lebih banyak air, lahan, dan tenaga kerja daripada katun konvensional. Faktanya, katun organik juga lebih rentan terhadap hama dan penyakit, yang dapat mengurangi hasil dan kualitas. Karena itu, banyak petani enggan beralih ke katun organik, meskipun ada permintaan yang tinggi dari konsumen. Terlebih lagi, katun organik hanya menyumbang sekitar 0,4% dari total produksi katun di Australia pada tahun 2019.

It has been proven to be uneconomical to grow organic cotton in Australia.

Cotton Australia

Penggunaan Air dalam Produksi Katun

Salah satu isu yang sering dibahas dalam konteks tekstil berkelanjutan adalah penggunaan air dalam proses produksi katun. Beberapa sumber mengklaim bahwa katun organik lebih hemat air daripada katun konvensional, dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Textile Exchange. Dengan pemikiran ini, apakah klaim tersebut benar dan berlaku secara umum?

Menurut Textile Exchange, penelitian yang mereka lakukan hanya membandingkan dua kasus spesifik. Di satu sisi, produksi katun organik di lahan tanpa irigasi (hanya mengandalkan air hujan). Sedangkkan pada sisi lainnya, produksi katun konvensional di lahan dengan irigasi. Dengan demikian, maka perbedaan penggunaan air yang signifikan (91% lebih rendah untuk katun organik) sebenarnya lebih disebabkan oleh faktor irigasi daripada jenis katun itu sendiri.

Untuk alasan itu, tidak tepat untuk menyimpulkan bahwa katun organik selalu lebih hemat air daripada katun konvensional tanpa mempertimbangkan kondisi lahan dan iklim tempat produksinya. Penggunaan air dalam proses produksi katun dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, curah hujan, kualitas tanah, teknologi irigasi, dan praktik manajemen lahan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan objektif tentang dampak lingkungan dari katun organik dan konvensional, diperlukan penelitian yang lebih komprehensif dan menyeluruh.

Kecurangan dalam Industri Katun

Artikel The New York Times pada tahun 2022 mengungkapkan kecurangan yang terjadi di industri katun organik di India. Menurut artikel tersebut, India merupakan negara penghasil katun organik terbesar di dunia. Sekalipun demikian, banyak data yang dipalsukan untuk menipu konsumen.

Lebih lanjut, artikel tersebut juga menyebutkan bahwa jumlah katun organik yang dijual di pasar global setiap tahunnya lebih banyak daripada jumlah katun organik yang diproduksi. Hal ini menunjukkan adanya praktik-praktik penipuan dan pemalsuan sertifikat katun organik di India.

These brands are making big money, but the money is not being passed onto us,

Ali, petani katun di India yang diinterview NYT

Fokus pada Keberlanjutan Menyeluruh

Katun organik hanya menyumbang 1.4% dari total produksi katun dunia. Kendatipun demikian, Brooke Roberts-Islam, seorang penulis di Forbes.com, menekankan pentingnya meningkatkan kualitas lingkungan dari 99% produksi katun yang tidak organik daripada hanya fokus pada 1% yang organik.

Bijak Memilih dan Berkontribusi

Menyalurkan informasi tentang katun organik dalam dunia pemasaran memang relatif lebih mudah. Strategi yang bisa diterapkan adalah dengan mengadopsi konsep yang telah populer di industri makanan, seperti menekankan pada aspek kesehatan dan keberlanjutan. Untuk alasan ini, pemasaran katun organik dapat diintegrasikan dengan tren gaya hidup sehat dan ramah lingkungan yang sedang berkembang.

Pada intinya, sangat penting bagi konsumen awam untuk bijak dalam memilah informasi pemasaran yang diterima. Konsumen harus mampu mengidentifikasi dan membedakan antara klaim yang berlebihan dan fakta yang autentik. Salah satu cara praktis untuk melakukan ini adalah dengan mencari sertifikasi dan label yang kredibel pada produk katun organik yang dibeli.

Perlu diingat, memahami dinamika kompleks antara keberlanjutan, produktivitas, dan pemasaran adalah langkah penting dalam mempromosikan keberlanjutan dalam industri katun konvensional.

Klik Tombol di Bawah Untuk Mendapatkan Sprei dengan Bahan

100% Katun Tanpa Campuran

Cek Katalog di Sini

Pertama di Indonesia
Sprei yang Dijamin 100% Katun

Leven Cotton Menggunakan 100% Katun 200-300 TC

Menggunakan jenis kain yang sama dengan yang digunakan oleh

brand sprei terkemuka internasional lainnya.

Menurut Wikipedia: “Thread count is often used as measure of fabric quality, good quality sheets start at 180 TC”. Artinya semakin tinggi thread count, maka semakin rapat kain tersebut sehingga terasa semakin halus dan juga semakin kuat (tidak mudah rusak ketika dicuci).

Oleh karena itu, kita wajib HATI-HATI!!! karena banyak produsen yang melebih-lebihkan nilai thread count nya, yang sebenarnya hanya 200 TC namun diklaim 400 TC, bahkan 600 hingga 750 TC! Bandingkan langsung kainnya dan JANGAN SAMPAI TERTIPU. Anda dapat membaca artikel lebih lanjut mengenai thread count di sini. Baca juga mengenai penipuan thread count di sini dan mengenai perbedaan benang single ply vs multi ply di sini.

Leven Cotton hanya menjual produknya online, sehingga kami menghemat biaya sewa tempat di department store, dan memberikan penghematannya untuk Anda!

Cek Katalog di Sini

Sudah Banyak Pelanggan Yang Puas

0 +

Jumlah Order Tahun Berjalan

0 +

Customer Sangat Puas - Review Bintang 5 ★ di Shopee

Testimonial Asli Pelanggan Leven Cotton

3 Keunggulan Leven Cotton

Cek Katalog di Sini

Kualitas Leven Cotton

Chic & Modern Design

Modern dan chic urban design, khusus untuk generasi Indonesia masa kini. Leven Cotton menyediakan sprei, bedcover, duvet cover, dan coverlet (selimut/bedcover tipis) yang eksklusif

Klik Tombol di Bawah untuk Mendapatkan Diskon Spesial

↓↓↓

Cek Katalog di Sini

Produk-Produk Leven Cotton

Sprei

Dengan packaging mewah yang cocok untuk hadiah. Memiliki tinggi sprei 35 cm, sarung bantal lux dengan frame, karet penguin berkualitas yang kuat, dan tali guling senada

Bedcover & Duvet Cover

Kain katun yang dijahit dan diisi dengan lembaran microfiber, bukan dakron biasa. Lebih lembut, halus, mengikuti lekuk tubuh, dan dijamin tidak menggumpal

Coverlet

Pelopor coverlet katun di Indonesia! Tidak terlalu tebal, tidak terlalu tipis, cocok sebagai selimut ringan di negara tropis. Diisi dengan silikon berkualitas yang menjaga suhu stabil. Lihat videonya di sini

Testimonial Asli Pelanggan Leven Cotton

Barangnya bagus, beneran adem dan lembut. Next akan beli lagi sekalian rekomendasiin ke temen-temen!

Yanti

Customer dari Shopee

Cari seprai tinggi diatas 30 cm dengan kualitas bagus susah banget. Akhirnya nemu tinggi 35 cm. Semoga next bs request 40 cm. Bahannya juga enak, keliatannya gak mudah luntur, desainnya juga bagus modern. Pokoknya gak usah diragukan lagii.

Zakiya Ammalia

Customer dari Shopee

Ini sprei ke tiga, bahannya yang adem dan motifnya yang lucu bikin tidur lebih nyenyak, apalagi buat yang suka usel-usel kaki kalau mau tidur. Hehehe. Ada harga ada kualitas, ini spreinya asli katun, bahan kainnya kuat dan tidak pudar.

Dewi Cipto

Customer dari Shopee

Masih Ragu?

Pesan contoh kain gratis (free sample) dari Leven Cotton. Kami akan menanggung ongkos kirim free sample via kurir (untuk Jabodetabek / Bandung) atau via pos Indonesia. 100% Gratis untuk Anda!

Amannya belanja sprei di Leven Cotton meskipun online

Pesan Free Sample