PILLING (MENGGUMPAL / BERBIJI) PADA KAIN
Pilling kain adalah istilah yang diberikan untuk cacat permukaan kain karena adanya pills. Pills adalah bola kecil yang terbentuk di permukaan kain bisa berupa bobble, fuzzball, atau lint ball (kain berbola atau berbiji) yang muncul pada kain yang kualitasnya dan kekuatannya menurun karena penggunaan. Selain menjadikan kain tidak kuat, piling juga akan terasa sangat tidak nyaman di kulit dan bisa memicu reaksi alergi.
Sebenarnya, semua serat alami, buatan manusia dan sintetis cenderung memiliki pilling seiring dengan waktu, namun semakin besar serat alami yang digunakan dalam proses pembuatan kain maka kecenderungan piling akan berkurang, itulah sebabnya saat memilih sebuah kain ( pakaian, produk bedding, dll) Anda harus memperhatikan jumlah serat natural pada kain agar dapat mengurangi terjadinya piling.
Kain 100% Katun akan mengalami piling yang jauh lebih sedikit (dan terjadinya jauh lebih lama setelah pemakaian) dibandingkan kain sintetis seperti microfiber, microtex, ataupun campuran polyester.
Lihat informasi detail di bawah untuk penjelasannya.
TAHAP-TAHAP TERJADINYA PILING
Piling pada kain terjadi secara bertahap. Dalam hal ini ada 6 tahap terjadinya piling pada kain, yaitu :
Fase nol dari pilling kain
Yaitu kain apa adanya, dengan bulu di permukaan dan pada dasarnya baru.
Tahap pertama pilling kain: Fluffing
Terjadi karena gesekan terus menerus, serat kapas ditarik dari kain untuk membuat bulu.
Tahap kedua dari pilling kain: Keterikatan
Serat yang belum putus yang mempererat peregangan serat.
Tahap ketiga pilling kain: Pembentukan Palet
Serat terjerat terus menerus, menyebabkan pembentukan pelet.
Tahap keempat dari pilling kain: Pembentukan Bola
Serat yang menghubungkan pelet dipatahkan dan ditarik, mengarah ke pembentukan bola.
Fase kelima dari pilling kain: Shedding
Bola yang terbentuk akan dilepaskan pada tahap ini.
FAKTOR MEMPERCEPAT TERJADINYA PILING
Bahan Kain
Beberapa bahan kain secara alami rentan menjadi penumpukan kain, seperti serat bambu, wol, polyester, microtex, dll. Bahan – bahan ini memiliki serat yang lebih pendek. Hal ini menyebabkan kain piling, dan akhirnya mungkin robek setelah ditarik. Semakin panjang serat kain tersebut (misal: kain 100% katun dengan serat yang panjang), maka kecederungan piling akan sangat berkurang
Penggabungan 2 Jenis Bahan Kain
Setiap komponen kain memiliki karakteristik dan kelebihannya masing-masing. Misalnya serat campuran polyester dan katun memang akan lebih lembut dan mudah diatur dibandingkan 100% katun. Tetapi karena campuran kedua serat ini tidak memiliki berat yang sama, setelah dicuci beberpa kali, serat sintetis mengalir keluar dari kapas dan akhirnya membentuk pil kain. Hal ini akan menjadikan kualitas dan kekuatan kain menurun secara drastis. Akan lebih baik memilih kain yang 100% katun untuk kekuatan yang lebih baik
Kain Dengan Benang Multi-Ply
Memintal benang-benang kecil menjadi benang yg besar (multi-ply) seperti memutar tali akan membuat lilitan pada benang menjadi cepat rapuh. Hal ini tentunya membuat kekuatan menahan serat rendah, dan akan terjadi gesekan dan mudah pilling. Utamakan penggunaan benang single ply untuk kekuatan kain yang baik. Lihat artikel ini untuk informasi lebih lanjut mengenai benang single ply vs multi-ply.
Tidak Memperhatikan Instruksi Mencuci Kain
Jika kain tidak dicuci dengan benar (tidak mengikuti instruksi), maka hal tersebut bisa mempercepat terjadinya piling pada kain. Mulai dari pemilihan detergen yang tidak tepat, lamanya merendam kain, dan pencampuran warna adalah penyebab pilling kain.
Bila Anda mencari bahan sprei yang kuat dan tahan lama, pastikan untuk menghindari faktor-faktor resiko di atas yang dapat menyebabkan piling. Leven Cotton hanya menggunakan kain 100% katun pada produk beddingnya, dan hanya menggunakan benang single ply yang kuat. Silakan menggunakan produk bedding 100% katun single ply seperti Leven Cotton untuk kekuatan dan kualitas produk yang terbaik.